Nabi Sulaiman Seorang Juri
Sewaktu Daud, ayahnya menduduki tahta
kerajaan Bani Isra'il ia selalu mendampinginnya dalam tiap-tiap sidang peradilan
yang diadakan untuk menangani perkara-perkara perselisihan dan sengketa yang
terjadi di dalam masyarakat. Ia memang sengaja dibawa oleh Daud, ayahnya
menghadiri sidang-sidang peradilan serta menyekutuinya di dalam menangani
urusan-urusan kerajaan untuk melatihnya serta menyiapkannya sebagai putera
mahkota yang akan menggantikanya memimpin kerajaan, bila tiba saatnya ia harus
memenuhi panggilan Ilahi meninggalkan dunia yang fana ini. Dan memang
Sulaimanlah yang terpandai di antara sesama saudara yang bahkan lebih tua usia
daripadanya.
Suatu peristiwa yang menunjukkan kecerdasan dan ketajaman
otaknya iaitu terjadi pada salah satu sidang peradilan yang ia turut
menghadirinya. dalam persidangan itu dua orang datang mengadu meminta Nabi Daud
mengadili perkara sengketa mereka, iaitu bahawa kebun tanaman salah seorang dari
kedua lelaki itu telah dimasuki oleh kambing-kambing ternak kawannya di waktu
malam yang mengakibatkan rusak binasanya perkarangannya yang sudah dirawatnya
begitu lama sehingga mendekati masa menuainya. Kawan yang diadukan itu mengakui
kebenaran pengaduan kawannya dan bahawa memang haiwan ternakannyalah yang
merusak-binasakan kebun dan perkarangan kawannya itu.
Dalam perkara
sengketa tersebut, Daud memutuskan bahawa sebagai ganti rugi yang dideritai oleh
pemilik kebun akibat pengrusakan kambing-kambing peliharaan tetangganya, maka
pemilik kambing-kambing itu harus menyerahkan binatang peliharaannya kepada
pemilik kebun sebagai ganti rugi yang disebabkan oleh kecuaiannya menjaga
binatang ternakannya. Akan tetapi Sulaiman yang mendengar keputusan itu yang
dijatuhkan oleh ayahnya itu yang dirasa kurang tepat berkata kepada si ayah:
"Wahai ayahku, menurut pertimbanganku keputusan itu sepatut berbunyi sedemikian
: Kepada pemilik perkarangan yang telah binasa tanamannya diserahkanlah haiwan
ternak jirannya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi
keperluannya, sedang perkarangannya yang telah binasa itu diserahkan kepada
tetangganya pemilik peternakan untuk dipugar dan dirawatnya sampai kembali
kepada keadaan asalnya, kemudian masing-masing menerima kembali miliknya,
sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat
keuntungan atau kerugian lebih daripada yang sepatutnya."
Kuputusan yang
diusulkan oleh Sulaiman itu diterima baik oleh kedua orang yang menggugat dan
digugat dan disambut oleh para orang yang menghadiri sidang dengan rasa kagum
terhadap kecerdasan dan kepandaian Sulaiman yang walaupun masih muda usianya
telah menunjukkan kematangan berfikir dan keberanian melahirkan pendapat
walaupun tidak sesuai dengan pendapat ayahnya.
Peristiwa ini merupakan
permulaan dari sejarah hidup Nabi Sulaiman yang penuh dengan mukjizat kenabian
dan kurnia Allah yang dilimpahkan kepadanya dan kepada ayahnya Nabi
Daud.
Sulaiman Menduduki Tahta
Kerajaan Ayahnya
Sejak masih berusia muda Sulaiman
telah disiapkan oleh Daud untuk menggantikannya untuk menduduki tahta
singgahsana kerajaan Bani Isra'il.
Abang Sulaiman yang bernama Absyalum tidak
merelakan dirinya dilangkahi oleh adiknya .Ia beranggapan bahawa dialah yang
sepatutnya menjadi putera mahkota dan bukan adiknya yang lebih lemah fizikalnya
dan lebih muda usianya srta belum banyak mempunyai pengalaman hidup seperti dia.
Kerananya ia menaruh dendam terhadap ayahnya yang menurut anggapannya tidak
berlaku adil dan telah memperkosa haknya sebagai pewaris pertama dari tahta
kerajaan Bani Isra'il.
Absyalum berketetapan hati akan memberotak
terhadap ayahnya dan akan berjuang bermati-matian untuk merebut kekuasaan dari
tangan ayahnya atau adiknya apa pun yang harus ia korbankan untuk mencapai
tujuan itu. Dan sebagai persiapan bagi rancangan pemberontakannya itu, dari
jauh-jauh ia berusaha mendekati rakyat, menunjukkan kasih sayang dan cintanya
kepada mereka menolong menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi serta
mempersatukan mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya. Ia tidak jarang bagi
memperluaskan pengaruhnya, berdiri didepan pintu istana mencegat orang-orang
yang datang ingin menghadap raja dan ditanganinya sendiri masalah-masalah yang
mereka minta penyelesaian.
Setelah merasa bahawa pengaruhnya sudah meluas
di kalangan rakyat Bani Isra'il dan bahawa ia telah berhasil memikat hati
sebahagian besar dari mereka, Absyalum menganggap bahawa saatnya telah tiba
untuk melaksanakan rencana rampasan kuasa dan mengambil alih kekuasaan dari
tangan ayahnya dengan paksa. Lalu ia menyebarkan mata-matanya ke seluruh pelosok
negeri menghasut rakyat dan memberi tanda kepada penyokong-penyokong rencananya,
bahawa bila mereka mendengar suara bunyi terompet, maka haruslah mereka segera
berkumpul, mengerumuninya kemudian mengumumkan pengangkatannya sebagai raja Bani
Isra'il menggantikan Daud ayahnya.
Syahdan pada suatu pagi hari di kala
Daud duduk di serambi istana berbincang-bincang dengan para pembesar dan para
penasihat pemerintahannya, terdengarlah suara bergemuruh rakyat bersorak-sorai
meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud
yang dituntut turun dari tahtanya. Keadaan kota menjadi kacau-bilau dilanda
huru-hara keamanan tidak terkendalikan dan perkelahian terjadi di mana-mana
antara orang yang pro dan yang kontra dengan kekuasaan Absyalum.
Nabi
Daud merasa sedih melihat keributan dan kekacauan yang melanda negerinya, akibat
perbuatan puterannya sendiri. Namun ia berusaha menguasai emosinya dan menahan
diri dari perbuatan dan tindakan yang dapat menambah parahnya keadaan. Ia
mengambil keputusan untuk menghindari pertumpahan darah yang tidak diinginkan,
keluar meninggalkan istana dan lari bersama-sama pekerjanya menyeberang sungai
Jordan menuju bukit Zaitun. Dan begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem,
masuklah Absyalum diiringi oleh para pengikutnya ke kota dan segera menduduki
istana kerajaan. Sementara Nabi Daud melakukan istikharah dan munajat kepada
Tuhan di atas bukit Zaitun memohon taufiq dan pertolongan-Nya agar menyelamatkan
kerajaan dan negaranya dari malapetaka dan keruntuhan akibat perbuatan puteranya
yang durhaka itu.
Setelah mengadakan istikharah dan munajat yang tekun
kepada Allah, akhirnya Daud mengambil keputusan untuk segera mengadakan kontra
aksi terhadap puteranya dan dikirimkanlah sepasukan tentera dari para
pengikutnya yang masih setia kepadanya ke Jerusalem untuk merebut kembali istana
kerajaan Bani Isra'il dari tangan Absyalum. Beliau berpesan kepada komandan
pasukannya yang akan menyerang dan menyerbu istana, agar bertindak bijaksana dan
sedapat mungkin menghindari pertumpahan darah dan pembunuhan yang tidak perlu,
teristimewa mengenai Absyalum, puteranya, ia berpesan agar diselamatkan jiwanya
dan ditangkapnya hidup-hidup. Akan tetapi takdir telah menentukan lain daripada
apa yang si ayah inginkan bagi puteranya. Komandan yang berhasil menyerbu istana
tidak dapat berbuat lain kecuali membunuh Absyalum yang melawan dan enggan
menyerahkan diri setelah ia terkurung dan terkepung.
Dengan terbunuhnya
Absyalum kembalilah Daud menduduki tahtanya dan kembalilah ketenangan meliputi
kota Jerusalem sebagaimana sediakala. Dan setelah menduduki tahta kerajaan Bani
Isra'il selama empat puluh tahun wafatlah Nabi Daud dalam usia yang lanjut dan
dinobatkanlah sebagai pewarisnya Sulaiman sebagaimana telah diwasiatkan oleh
ayahnya.
Kekuasaan Sulaiman Atas Jin dan
Makhluk Lain
Nabi Sulaiman yang telah berkuasa
penuh atas kerajaan Bani Isra'il yang makin meluas dan melebar, Allah telah
menundukkan baginya makhluk-makhluk lain, iaitu Jin angin dan burung-burung yang
kesemuanya berada di bawah perintahnya melakukan apa yang dikehendakinya dan
melaksanakan segala komandonya. Di samping itu Allah memberinya pula suatu
kurnia berupa mengalirnya cairan tembaga dari bawah tanah untuk dimanfaatkannya
bagi karya pembangunan gedung-gedung, perbuatan piring-piring sebesar kolam air,
periuk-periuk yang tetap berada diatas tungku yang dikerjakan oleh pasukan
Jin-Nya.
Sebagai salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada
Sulaiman ialah kesanggupan beliau menangkap maksud yang terkandung dalam suara
binatang-binatang dan sebaliknya binatang-binatang dapat pula mengerti apa yang
ia perintahkan dan ucapkan.
Demikianlah maka tatkala Nabi Sulaiman berpergian
dalam rombongan kafilah yang besar terdiri dari manusia, jin dan
binatang-binatang lain, menuju ke sebuah tempat bernama Asgalan ia melalui
sebuah lembah yang disebut lembah semut. Disitu ia mendengar seekor semut
berkata kepada kawan-kawannya: "Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya ke dalam
sarangmu, agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa diinjak oleh
Sulaiman dan tenteranya tanpa ia sedar dan sengaja.
Nabi Sulaiman
tersenyum tertawa mendengar suara semut yang ketakutan itu. Ia memberitahu hal
itu kepada para pengikutnya seraya bersyukur kepada Allah atas kurnia-Nya yang
menjadikan ia dapat mendengar serta menangkap maksud yang terkandung dalam suara
semut itu. Ia merasa takjud bahawa binatang pun mengerti bahawa nabi-nabi Allah
tidak akan mengganggu sesuatu makhluk dengan sengaja dan dalam keadaan
sedar.
Sulaiman dan Ratu
Balqis
Setelah Nabi Sulaiman membangunkan
Baitulmaqdis dan melakukan ibadah haji sesuai dengan nadzarnya pergilah ia
meneruskan perjalannya ke Yeman. Setibanya di San'a - ibu kota Yeman ,ia
memanggil burung hud-hud sejenis burung pelatuk untuk disuruh mencari sumber air
di tempat yang kering tandus itu. Ternyata bahawa burung hud-hud yang
dipanggilnya itu tidak berada diantara kawasan burung yang selalu berada di
tempat untuk melakukan tugas dan perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman marah dan
mengancam akan mengajar burung Hud-hud yang tidak hadir itu bila ia datang tanpa
alasan dan uzur yang nyata.
Berkata burung Hud-hud yang hinggap didepan
Sulaiman sambil menundukkan kepala ketakutan:: "Aku telah melakukan penerbangan
pengintaian dan menemukan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui oleh
paduka Tuan. Aku telah menemukan sebuah kerajaan yang besar dan mewah di negeri
Saba yang dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Aku melihat seorang ratu
itu duduk di atas sebuah tahta yang megah bertaburkan permata yang berkilauan.
Aku melihat ratu dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan Pencipta alam semesta yang
telah mengurniakan mereka kenikmatan dan kebahagian hidup. Mereka tidak
menyembah dan sujud kepada-Nya, tetapi kepada matahari. Mereka bersujud
kepadanya dikala terbit dan terbenam. Mereka telah disesatkan oleh syaitan dari
jalan yang lurus dan benar."
Berkata Sulaiman kepada Hud-hud: "Baiklah,
kali ini aku ampuni dosamu kerana berita yang engkau bawakan ini yang aku anggap
penting untuk diperhatikan dan untuk mengesahkan kebenaran beritamu itu, bawalah
suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau maksudkan
itu, kemudian kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti perkembangan
selanjutnya bagaimana jawapan ratu Saba atas suratku ini."
HUd-hud terbang
kembali menuju Saba dan setibanya di atas istana kerajaan Saba dilemparkanlah
surat Nabi Sulaiman tepat di depan ratu Balqis yang sedang duduk dengan megah di
atas tahtanya. Ia terkejut melihat sepucuk surat jatuh dari udara tepat di depan
wajahnya. Ia lalu mengangkat kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari
manakah surat itu datang dan siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya
tepat di depannya. Kemudian diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca
isinya yang berbunyi: "Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang,
surat ini adalah daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong
terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian
kepadaku berserah diri."
Setelah dibacanya berulang kali surat Nabi
Sulaiman Ratu Balqis memanggil para pembesarnya dan para penasihat kerajaan
berkumpul untuk memusyawarahkan tindakan apa yang harus diambil sehubungan
dengan surat Nabi Sulaiman yang diterimanya itu.
Berkatlah para pembesar itu
ketika diminta petimbangannya: "Wahai paduka tuan ratu, kami adalah
putera-putera yang dibesarkan dan dididik untuk berperang dan bertempur dan
bukan untuk menjadi ahli pemikir atau perancang yang patut memberi pertimbangan
atau nasihat kepadamu. Kami menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang
akan membawa kebaikan bagi kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala
perintah dan keputusanmu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi segala
ancaman dari mana pun datangnya demi menjaga keselamatanmu dam keselamatan
kerajaanmu."
Ratu Balqis menjawab: "Aku memperoleh kesan dari uraianmu
bahwa kamu mengutamakan cara kekerasan dan kalau perlu kamu tidak akan gentar
masuk medan perang melawan musuh yang akan menyerbu. Aku sangat berterima kasih
atas kesetiaanmu kepada kerajaan dan kesediaanmu menyabung nyawa untuk menjaga
keselamatanku dan keselamatan kerajaanku. Akan tetapi aku tidak sependirian
dengan kamu sekalian. Menurut pertimbanganku, lebih bijaksana bila kami menempuh
jalan damai dan menghindari cara kekerasan dan peperangan. Sebab bila kami
menentang secara kekerasan dan sampai terjadi perang dan musuh kami berhasil
menyerbu masuk kota-kota kami, maka nescaya akan berakibat kerusakan dan
kehancuran yang sgt menyedihkan. Mereka akan menghancur binasakan segala
bangunan, memperhambakan rakyat dan merampas segala harta milik dan peninggalan
nenek moyang kami. Hal yang demikian itu adalah merupakan akibat yang wajar dari
tiap peperangan yang dialami oleh sejarah manusia dari masa ke semasa. Maka
menghadapi surat Sulaiman yang mengandung ancaman itu, aku akan cuba melunakkan
hatinya dengan mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yang akan terdiri dari
barang-barang yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat mempesonakan hatinya
dan menyilaukan matanya dan aku akan melihat bagaimana ia memberi tanggapan dan
reaksi terhadap hadiahku itu dan bagaimana ia menerima utusanku di
istananya.
Selagi Ratu Balgis siap-siap mengatur hadiah kerajaan yang
akan dikirim kepada Sulaiman dan memilih orang-orang yang akan menjadi utusan
kerajaan membawa hadiah, tibalah hinggap di depan Nabi Sulaiman burung pengintai
Hud-hud memberitakan kepadanya rancangan Balqis untuk mengirim utusan membawa
hadiah baginya sebagai jawaban atas surat beliau kepadanya.
Setelah mendengar
berita yang dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi Sulaiman mengatur rencana penerimaan
utusan Ratu Balqis dan memerintahkan kepada pasukan Jinnya agar menyediakan dan
membangunkan sebuah bangunan yang megah yang tiada taranya ya akan menyilaukan
mata perutusan Balqis bila mereka tiba.
Tatkala perutusan Ratu Balqis
datang, diterimalah mereka dengan ramah tamah oleh Sulaiman dan setelah
mendengar uraian mereka tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka dengan
hadiah kerajaan yang dibawanya, berkatalah Nabi Sulaiman: "Kembalilah kamu
dengan hadiah-hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahawa Allah telah
memberiku rezeki dan kekayaan yang melimpah ruah dan mengurniaiku dengan kurnia
dan nikmat yang tidak diberikannya kepada seseorang drp makhluk-Nya. Di samping
itu aku telah diutuskan sebagai nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yang
luas yang kekuasaanku tidak sahaja berlaku atas manusia
tetapi mencakup juga jenis makhluk Jin dan binatang-binatang. Maka bagaimana aku
akan dapat dibujuk dengan harta benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat
dilalaikan dari kewajiban dakwah kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun
sepenuh bumi ini. Kamu telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi,
sehingga kamu memandang besar hadiah yang kamu bawakan ini dan mengira bahawa
akan tersilaulah mata kami dengan hadiah Ratumu. Pulanglah kamu kembali dan
sampaikanlah kepadanya bahawa kami akan mengirimkan bala tentera yang sangat
kuat yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu dan
pengikut-pengikutnya dari negerinya sebagai- orang-orang yang hina-dina yang
kehilangan kerajaan dan kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku
dan datang berserah diri kepadaku."
Perutusan Balqis kembali melaporkan
kepada Ratunya apa yang mereka alami dan apa yang telah diucapkan oleh Nabi
Sulaiman. Balqis berfikir, jalan yang terbaik untuk menyelamatkan diri dan
kerajaannya ialah menyerah saja kepada tuntutan Sulaiman dan datang menghadap
dia di istananya.
Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis
bahawa ia memiliki kekuasaan ghaib di samping kekuasaan lahirnya dan bahwa apa
yang dia telah ancamkan melalui rombongan perutusan bukanlah ancaman yang
kosong. Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara mereka
yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum orangnya datang berserah
diri.
Berkata Ifrit, seorang Jin yang tercerdik: "Aku sanggup membawa
tahta itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat
dudukimu. Aku adalah pesuruhmu yang kuat dan dapat dipercayai.
Seorang lain
yang mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata: "Aku akan membawa tahta itu ke
sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu."
Ketika Nabi Sulaiman melihat
tahta Balqis sudah berada didepannya, berkatalah ia: Ini adalah salah satu
kurnia Tuhan kepadaku untuk mencuba apakah aku bersyukur atas kurnia-Nya itu
atau mengingkari-Nya, kerana barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata
untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan kurnia
Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya
lagi Maha Mulia."
Menyonsong kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman
memerintahkan orang-orangnya agar mengubah sedikit bentuk dan warna tahta Ratu
itu yang sudah berada di depannya kemudian setelah Ratu itu tiba berserta
pengiring-pengiringnya, bertanyalah Nabi Sulaiman seraya menundingkan kepada
tahtanya: "Serupa inikah tahtamu?" Balqis menjawab: "Seakan-akan ini adalah
tahtaku sendiri," seraya bertanya-tanya dalam hatinya, bagaimana mungkin bahawa
tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahawa tahta itu berada di istana
tatkala ia bertolak meninggalkan Saba.
Selagi Balgis berada dalam keadaan
kacau fikiran, kehairanan melihat tahta kerajaannya sudah berpindah ke istana
Sulaiman, ia dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang sengaja dibangun untuk
penerimaannya. Lantai dan dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih. Balqis
segera menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan
itu, mengira bahawa ia berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi
tubuh dan pakaiannya.
Berkata Nabi Sulaiman kepadanya: "Engkau tidak usah
menyingkap pakaianmu. Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yang engkau
lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan
ini."
"Oh,Tuhanku," Balqis berkata menyedari kelemahan dirinya terhadap
kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang dipertunjukkan oleh Nabi Sulaiman, "aku telah
lama tersesat berpaling daripada-Mu, melalaikan nikmat dan kurnia-Mu, merugikan
dan menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan rahmat-Mu.
Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas dan
keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang."
Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba. Dan
menurut sementara ahli tafsir dan ahli sejarah nabi-nabi, bahawa Nabi Sulaiman
pada akhirnya kahwin dengan Balqis dan dari perkahwinannya itu lahirlah seorang
putera.
Menurut pengakuan maharaja Ethiopia Abessinia, mereka adalah
keturunan Nabi Sulaiman dari putera hasil perkahwinannya dengan Balqis itu.
Wallahu alam bisshawab.
Wafatnya Nabi Sulaiman
Al-Quran mengisahkan bahawa tidak ada
tanda-tanda yang menunjukkan kematian Sulaiman kecuali anai-anai yang memakan
tongkatnya yang ia sandar kepadanya ketika Tuhan mengambil rohnya. Para Jin yang
sedang mengerjakan bangunan atas perintahnya tidak mengetahui bahawa Nabi
Sulaiman telah mati kecuali setelah mereka melihat Nabi Sulaiman tersungkur jatuh di
atas lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya yang dimakan oleh anai-anai.
Sekiranya para Jin sudah mengetahui sebelumnya, pasti mereka tidak akan tetap
meneruskan pekerjaan yang mereka anggap sebagai seksaan yang
menghinakan.
Berbagai cerita yang dikaitkan orang pada ayat yang
mengisahkan matinya Nabi Sulaiman, namun kerana cerita-cerita itu tidak
ditunjang dikuatkan oleh sebuah hadis sahih yang muktamad, maka sebaiknya kami
berpegang saja dengan apa yang dikisahkan oleh Al-Quran dan selanjutnya Allahlah
yang lebih Mengetahui dan kepada-Nya kami berserah diri.
Kisah
Nabi Sulaiman dapat dibaca di dalam Al-Quran, surah An-Naml ayat 15 sehingga
ayat 44
sumber : http://duniakaomao.blogspot.com/2012/07/kisah-nabi-sulaiman-as-lengkap.html
0 komentar:
Posting Komentar